Korekan Balap, Knalpot Sebaiknya Mengikuti Mesin


Di pacuan Hadi Wijaya dan Ferlando Herdian dari Yamaha Yamalube KYT R9 Tunggal Jaya sudah pasti menggunakan knalpot R9 sesuai nama timnya. Begitupun di Kawasaki Edge pacuan H. A. Yudhistira dan Gupita Kresna, menggunakan R9 terbaru atau tipe Sentul. Tipe-tipe knalpot R9 memang selalu nama-nama sirkuit. Misalnya Mugello atau Jerez.

Menurut ke-4 pembalap itu, ukuran knalpot tiap sirkuit berbeda. “Bahkan setiap seting mesin juga kadang berbeda. Padahal mesinnya sama,” kompak Hadi Wijaya dan Yudhistira. Itu yang membuat banyak knalpot di paddock 2 tim berbeda merek motor itu.

Seperti di Sentul lalu, menggunakan knalpot R9 tipe Sentul. Meski tipenya sama namun ukuran silencer bisa berbeda. “Walau ukuran luar sama, sarangan atau kawat nyamuk di dalam silencer bisa berbeda-beda ukurannya,” jelas Malik, mekanik Yamaha Yamalube KYT R9 Tunggal Jaya.

Demikian juga panjang-pendek pipa leher knalpot sampai buffle. Setiap panjang trek berbeda, akan berbeda pula ukurannya. Lebih detail lagi, lubang diameter dalam pipa knalpot bisa berbeda. Untuk trek panjang macam Sentul besar bisa lebih besar diameternya dibanding Sentul Kecil.

Bahkan untuk pipa knalpot bisa tidak dijumpai di pasaran lantaran mengikuti mesin. “Karena tidak ada di pasaran, sampai melubangi pipa padat. Diameter dalamnya dibikin sesuai kemauan mesin,” jelas Sjafri Ganie alias Jerry, bos R9. Katanya untuk pengeboran lubang pipa padat harus menggunakan mesin CNC agar presisi.

Untuk turun di Sentul beberapa minggu lalu, knalpot Yamaha Jupiter-Z dan Kawasaki Edge yang borong abis semua podium itu menggunakan jenis stainless steel. Karena regulasi Asia Road Racing Championship melarang penggunaan titanium. Berbeda dengan Indoprix yang lebih dulu membolehkan bahan titanium.

Jadi, intinya bukan mesin yang mengikuti knalpot. Knalpot yang ikuti mesin.





Sumber : motorplus.otomotifnet.com

Tidak ada komentar: